Si Sulung dari Sumatera
Jemarinya menari baru juga 140 malam
Senyumnya manis di atas ayunan lembut bapak
Di dalam rumah tua gelap sunyi, pria berawak jubah bersih suci, mengibas tangan-Nya
Duh Gusti, nyuwun pangapunten!
Duh Gusti, nyuwun pangapunten!
Duh Gusti, nyuwun pangapunten!
Jemarinya menari sudah 14 purnama
Mulut mungilnya memanggil bapak untuk yang pertama dan yang terakhir
Di dalam rumah tua gelap sunyi, bapak berseru di ujung doa
Jiwanya bergetar seperti dihempas badai
Duh Gusti, nyuwun pangapunten!
Duh Gusti, nyuwun pangapunten!
Duh Gusti, nyuwun pangapunten!
Si Sulung putra bapak
Belum pernah bapak memijakkan kaki, tapi di seberang pulau Tuhan sudah kasih janji
Lalu mimpi yang diukir di atas nisan, tertanam berbuah sedu sedan
Si Sulung dari Sumatera
Payung ini meneduhkanmu dari riuh riak hujan
Dunia kau lihat sementara bukan?
Namun, kilau indah matamu tak tergeret oleh waktu
Dan pangkuan-Nya ‘kan selalu memanjakanmu.
In loving memory of Krisna.